Abstract:
Hiperbilirubinemia termasuk salah satu kasus yang paling banyak terjadi pada BBLR di RSAB Harapan kita. Angka kejadian hiperbilirubinemia dari rekam medis tahun 2010 sebanyak 21,01% atau 3436 kasus. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian BBLR melalui metode keperawatan terbaru sesuai dengan perkembangan ilmu, yang diterapkan adalah pijat bayi prematur.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara single terapi dengan pijat bayi pada BBLR terhadap penurunan hiperbilirubinnya dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif yang menggunakan design penelitian kuasi eksperimen dengan jumlah sampel sebanyak 64 orang di RS Bunda Harapan Kita Jakarta 2011.
Dari hasil penelitian dapat dilihat perbedaan antara single fototerapi dengan pijat bayi terdapat pada pemeriksaan ketiga (3) dengan nilai p value sebesar 0,008 dan perbedaan yang paling bermakna untuk menurunkan hiperbilirubin yaitu pada kelompok kontrol pada pemeriksaan I dan III yang artinya penurunan bilirubin dengan fototerapi dapat dilakukan dengan hasil yang baik apabila dilakukan sebanyak 3 kali fototerapi. Penurunan Hiberbilirubin pada bayi premature dengan menggunakan terapi sinar dan pijat bayi akan lebih efektif jika dilakukan terapi sinar dan pijat bayi minimal 1 kali dalam sehari selama 3 hari.