Abstract:
Remaja yang memasuki massa pubertas mulai matang organ reproduksi dengan tugas perkembangannya membutuhkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan dukungan pengawasan dari orang tua. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja dapat menjadi sebuah sarana yang tepat untuk upaya promotif dan preventif dalam peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap pembentukan moral remaja. Terjadinya penyimpangan perilaku seksual dalam berpacaran karena minimnya pengetahuan dan pengawasan dari orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung pengetahuan, sikap remaja serta pengawasan orang tua terhadap perilaku seksual dalam berpacaran di SMA Negeri 1 Cilamaya-Karawang. Metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dengan desain penelitian crossectional. Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Cilamaya-Karawang dengan populasi 1419 orang, penentuan sampel 100 responden. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah angket dengan pertanyaan tertutup.Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan pendekatan statistik, dengan aplikasi software SPSS 17 dan Smart PLS 2.0. Hasil pengukuran disajikan dalam bentuk tabel dan tekstular. Hasil penelitian diperoleh, pengetahuan berpengaruh negatip dan memiliki pengaruh yang signifikan dengan perilaku seksual berpacaran sebesar-0,170, pengawasan orang tua berpengaruh positif dan signifikan dengan perilaku seksual berpacaran sebesar 0,375, Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku seksual berpacaran sebesar 0,424 dan hubungan pengetahuan terhadap sikap memiliki pengaruh positip dan signifikan sebesar 0,314, pengawasan orang tua terhadap sikap memiliki pengaruh positip dan signifikan sebesar 0,362. Variabel dalam penelitian ini menunjukan bahwa secara umum mempunyai pengaruh yang kuat. Hal ini diantaranya pengaruh sikap, pengawasan dan pengetahuan remaja terhadap perilaku seksual dalam berpacaran.
Description:
berdasarkan permasalahan yang ada saat ini salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponnya dengan sangat buruk dan berjuang dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dilingkungan dimana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemoohkan dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita. Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja dilingkungannya, perasaan remaja akan ketidak amanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja, khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat.